Jumat, 17 Agustus 2012

depresi pasca melahirkan

Page Ranking Tool
Depresi Postpartum (Depresi Pasca Melahirkan)
Setelah melahirkan, banyak wanita memiliki suasana hati yang berubah-ubah. Mereka mungkin merasa bahagia di satu saat, kemudian sedih saat berikutnya. Beberapa wanita juga dapat kehilangan nafsu makan mereka, menderita masalah tidur, dan merasa sedih. Tapi, gejala ini seringkali disebabkan oleh “baby blues” – kondisi temporer yang dialami 50-80% wanita setelah melahirkan. Jika Anda tidak merasa lebih baik setelah seminggu atau lebih, Anda mungkin mengalami apa yang disebut sebagai depresi postpartum (depresi pasca melahirkan). Depresi postpartum memengaruhi sekitar 10-15% wanita setelah melahirkan.
Gejala
Gejala-gejala depresi postpartum tidak berbeda dengan depresi umum, di antaranya:
Merasa gelisah atau murung
Merasa sedih, putus asa, dan kewalahan
Kurang energi atau motivasi
Banyak menangis
Makan terlalu sedikit atau terlalu banyak
Tidur terlalu sedikit atau terlalu banyak
Kesulitan berpikir atau membuat keputusan
Memiliki masalah memori
Merasa tidak berharga dan bersalah
Kehilangan minat atau kesenangan pada aktivitas yang biasanya disukai
Menarik diri dari teman dan keluarga
Penyebab
Depresi adalah penyakit mental yang cenderung menurun dalam keluarga. Wanita dengan riwayat keluarga depresi cenderung lebih mudah terkena depresi. Selain bakat bawaan, perubahan hormon setelah melahirkan diduga memicu depresi. Ketika Anda hamil, kadar hormon estrogen dan progesteron sangat meningkat. Dalam 24 jam pertama setelah melahirkan, kadar hormon tersebut dengan cepat kembali normal. Perubahan besar dalam kadar hormon dapat menyebabkan depresi. Ini mirip dengan perubahan hormon lebih kecil yang dapat memengaruhi suasana hati perempuan sebelum mendapat haid. Kadar hormon tiroid juga bisa turun setelah melahirkan. Tiroid adalah kelenjar kecil di leher yang membantu mengatur penggunaan dan penyimpanan energi dari makanan. Penurunan tingkat hormon tiroid dapat menyebabkan gejala depresi.
Pengobatan
Depresi postpartum dapat diobati dengan obat antidepresi dan konseling dengan psikiater. Jika Anda menduga seseorang yang Anda kenal mungkin menderita depresi postpartum, Anda harus berusaha membantu dia mengatasi masalahnya. Mereka seringkali enggan memeriksakan diri ke dokter karena takut mendapatkan stigma dari keluarga dan masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mohon komentarnya untuk mengembangkan blog ini. terima kasih