Pengobatan dengan Tanaman Obat
Indonesia telah mengenal beberapa
tanaman obat yang diakui bisa digunakan untuk mengobati asam urat, antara lain
sambiloto, sidaguri, salam, kumis kucing, meniran, dan anting-anting. Umumnya
sifat-sifat farmakologis tanaman ini adalah diuretik (peluruh kencing) dan
antiradang, karena dalam pengobatan modern pun, sifat-sifat obat sintetik yang
dimanfaatkan untuk mengobati asam urat adalah antiradang (untuk mengurangi
pembengkakan akibat penumpukan kristal asam urat) dan juga diuretik (untuk membantu
pembuangan kelebihan asam urat dalam darah agar tidak terus menumpuk di dalam
tubuh). Namun yang wajib Anda ingat, jika Anda sedang menjalani pengobatan
modern, Anda tidak dianjurkan untuk menggunakan obat tradisional dalam waktu
yang bersamaan, karena bisa jadi dosisnya menjadi berlipat ganda sehingga
justru malah membahayakan. Konsultasikan terlebih dahulu pada dokter jika Anda
ingin menggunakan obat tradisional.
Sambiloto ( Adrographis
panniculata )
Aslinya merupakan tanaman dari
India . Di beberapa daerah sambiloto dikenal juga dengan nama papaitan, ki
peurat, bidara, kayu mas, lang, ki pait, sampiroto, atau ki oray. Sambiloto
mengandung beberapa senyawa flavanoid, alkane, keton, aldehid dan juga beberapa
mineral seperti kalsium, kalium dan natrium. Rasanya pahit, namun tanaman ini
dikenal sebagai antiradang, penghilang nyeri atau analgetik, dan juga penawar
racun. Bagian tanaman yang digunakan adalah seluruh tanaman.
Sidaguri ( Sida rhombifolia )
Dikenal dengan nama daerah guri,
siliguri, kahindu, sadagori, otok-otok atau bitumu. Kandungan kimia yang sudah
diketahui adalah alkaloid, kalsium oksalat, tannin, saponin, fenol, asam amino,
minyak atsiri, zat phlegmatic untuk ekspektoran, dan lubrikan. Akarnya
mengandung alkaloid, steroid dan aphredine. Sidaguri memiliki rasa manis,
sedikit panas dan sejuk. Dalam pengobatan, sidaguri digunakan sebagai
antiradang, peluruh kencing dan penghilang rasa sakit. Bagian tanaman yang
digunakan adalah akarnya.
Daun salam ( Eugenia polyanta )
dikenal masyarakat Indonesia
sebagai bumbu masak karena memiliki keharuman yang khas yang bisa menambah
kelezatan masakan nusantara. Daun salam rasanya kelat dan bersifat astringent.
Senyawa-senyawa seperti minyak atsiri, tannin dan flavonoid banyak terdapat
dalam daunnya. Untuk pengobatan memang daunnya lah yang paling banyak
digunakan, tetapi akar, kulit dan buahnya pun berkhasiat sebagai obat.
Kumis kucing ( Orthosiphon
aristatus )
Juga telah lama dikenal sebagai
diuretik yang berkhasiat sebagai penghancur batu saluran kencing. Rasanya manis
sedikit pahit, dulunya banyak tumbuh di selokan dan anak sungai, namun sekarang
tak sedikit orang yang gemar menanamnya di pekarangan rumah. Garam kalium dalam
tanaman ini memang berkhasiat melarutkan batu ginjal, karenanya banyak
digunakan sebagai obat penghancur batu. Kandungan sinsetin-nya bersifat sebagai
antibakteri, dan tanaman ini juga mengandung senyawa orthosiphonin
glikosida. Sifat diuretik tanaman
ini berguna untuk membantu tubuh membuang kelebihan asam urat lewat urin.
Meniran
( Phyllanthus niruri )
Saat ini terkenal sebagai tanaman
obat yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Meniran juga dikenal dapat
membersihkan hati, sebagai antiradang, pereda demam, peluruh kencing, peluruh
dahak, peluruh haid, menjernihkan penglihatan, serta menambah nafsu makan.
Seperti halnya kumis kucing, sifat diuretiknya-lah yang digunakan untuk
mengobati asam urat.
Karena akarnya – entah kenapa –
disenangi kucing, maka tanaman anting-anting ( Acalypha indica ) sering juga
disebut kucing-kucingan atau akar kucing. Orang Sunda mengenalnya sebagai
rumput kokosan. Rasanya pahit, sejuk dan bersifat astringen. Herba ini
berkhasiat sebagai antiradang, antibiotik, peluruh kencing, pencahar dan penghenti
perdarahan. Umumnya orang menggunakan bagian akarnya untuk menangani penyakit
asam urat.
Beberapa ramuan yang bisa
digunakan untuk membantu mengatasi gangguan asam urat adalah :
1. Cuci bersih dan rebus sambiloto kering 10 gram, rimpang
temulawak kering 10 gram, komfrey 5 - 10 gram, dan buah lada 1 gram dengan 5
gelas air hingga tersisa 3 gelas, diminum 3 kali satu gelas setiap hari, 1 jam
sebelum makan atau 2 jam setelah makan.
2. Cuci bersih 10 gram daun kumis kucing kering atau 20 gram
basah, 10 gram meniran kering atau 20 gram basah, 10 gram sawi tanah kering
atau 20 gram basah, 15 gram jahe merah kering atau 30 gram basah, dan 10 gram
kapulaga kering. Memarkan jahe merah dan gabung dengan bahan yang lain, rebus
dalam satu liter air hingga tersisa setengahnya. Minum pagi, siang dan sore
hari, masing-masing ¾ gelas (150 ml) atau minum dua kali sehari masing-masing
200 ml.
3. Rebus 15 - 30 gram herba kering atau 30 – 60 gram herba
basah sidaguri dengan 3 gelas air sampai tersisa setengahnya, minum 3 kali
sehari masing-masing ½ gelas. Jika menggunakan akar, dosisnya 10 – 15 gram.
4. Rebus 10 – 15 lembar daun salam segar ataupun kering
dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas, minum 2 kali sehari masing-masing ½
gelas.
5. Ambil 5 -7 potong akar anting-anting (segar ataupun
kering), rebus dengan 2 gelas air hingga tersisa satu gelas, setelah dingin
minum sekaligus. Lakukan 2 -3 kali sehari.
6. Untuk
borehan, gunakan daun gandarusa segar 40 gram, daun kemangi segar 30 gram,
kencur segar 30 gram, jahe merah segar 30 gram, daun encok segar 30 gram, dan
beras 40 gram. Rendam beras selama 3 – 4 jam. Cuci semua bahan,
tumbuk/lumatkan, lalu campur dengan beras yang telah ditumbuk. Setelah bahan
tercampur dan lembut, tempatkan dalam wadah dan borehkan ramuan pada bagian
yang sakit secukupnya. Lakukan pengobatan dua kali sehari, pagi dan sore.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
mohon komentarnya untuk mengembangkan blog ini. terima kasih