ARTIKEL AGAMA ISLAM
B.
MU’TAZILAH
Sacara bahasa, kata mu'tazilah berasal dari mashdar (kata kerja dasar) i'tazala
yang berarti mengasingkan diri. Menurut suatu teori, nama ini diberikan atas
dasar ucapan Hasan al-Bashri; I'tazala 'anna, setelah melihat Washil ibn Atha'
memisahkan diri dari majlisnya. Sehingga sejak saat itulah, orang-orang yang
mengikuti Washil disebut Mu'tazilah. Ada lagi yang berpendapat, seperti
al-Thabari, Ibn Katsir dan Abu al-Fida, bahwa Mu'tazilah adalah predikat yang
diberikan kepada sekelompok orang yang tidak mau ikut campur dalam politik
serta tidak berpihak kepada salah satu pendapat dari Murji'ah dan Khawarij.
Meskipun terkesan berbeda, akan tetapi kiranya bisa ditarik satu konklusi,
bahwa kata mu'tazilah memang telah muncul sebelum periode Washil, karena
didukung oleh bukti sejarah yang otentik, meskipun hanya sekedar sebagai
simbol. Sementara Mu'tazilah di era Washil merupakan institusi keagamaan.
Pendiri institusi keagamaan ini adalah Abu Huzaifah Washil ibn Atha al-Gazzal,
yang lahir di Madinah pada tahun 81 H. Setelah beliau wafat pada tahun 131 H,
ajarannya diteruskan oleh Abu Huzail al-'Allaf (135-235H) dan al-Nazzam
(185-221H) --yang mengelola Madrasah di Bashrah--, dan Bisyr ibn al-Mu'tamar
selaku kepala Madrasah di Baghdad. Pemimpin-pemimpin Mu'tazilah besar lainnya
adalah al-Jahiz (w. 256H) al-Jubba'I (w.295H), Abu Hasyim (w.321H), al-Murdar
(w.226H), al-Khayyat (w. 300H) dll.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
mohon komentarnya untuk mengembangkan blog ini. terima kasih