MAKALAH
PENGANTAR MANAJEMEN
POKOK
BAHASAN :
KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji syukur kami panjatkan ke
hadirat Allah SWT karena berkat Rahmat dan Karunia-Nya yang begitu besar, kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan harapan dapat bermanfaat dalam menambah
ilmu dan wawasan kita terhadap ilmu pengetahuan dalam hal ini kaitannya dengan
ilmu manajemen.
Makalah ini dibuat dalam rangka
memenuhi tugas mata kuliah “Pengantar Manajemen”, yang terdiri dari tiga bagian
pokok bahasan,yaitu :
Dalam membuat makalah
ini,dengan keterbatasan ilmu pengetahuan yang kami miliki, kami berusaha mencari sumber data dari
berbagai sumber informasi,terutama dari media internet dan media lainnya.
Kami mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan namanya
satu per satu, yang sangat membantu dalam pembuatan makalah ini.
Sebagai manusia biasa, kami
sadar bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kami berharap akan adanya masukan yang membangun sehingga makalah ini dapat
bermanfaat baik bagi diri sendiri maupun pengguna makalah ini.
Akhirulkalam kami mengucapkan
semoga Allah SWT membimbing kita semua dalam naungan kasih dan sayang-Nya.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Kuningan,
Desember 2011
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
Judul
Kata
Pengantar
Daftar
isi
Bab
I : Pendahuluan ..................................................................................... 1
Bab
II : Pembahasan
...................................................................................... 2
BAB 10 : MANAJEMEN
SUMBER DAYA MANUSIA .............. 2-6
BAB 11 : FUNGSI
PENGARAHAN
........................................... 7-10
BAB 12 : MOTIVASI dan
KEPEMIMPINAN
............................... 11-19
Bab
III : Penutup
............................................................................................. 20
A. Kesimpulan
.................................................................................. 20
B.Saran
............................................................................................. 20
Daftar
Pustaka
.......................................................................................................... 21
BAB I
PENDAHULUAN
Banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja dari sebuah organisasi. Dalam upaya mencapai tujuan , sebuah organisasi memerlukan faktor-faktor yang digunakan sebagai landasan dalam menjalankan kegiatannya. Faktor yang memiliki pengaruh yang paling besar dalam kaitannya dengan kinerja organisasi adalah sumber daya manusia. Pengelolaan terhadap sumber daya manusia sangan diperlukan untuk pecapaian tujuan. Pengelolaan dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, bisa dengan pemberian motivasi, pemberian hak-hak karyawan dengan baik ,juga bisa dengan menggunakan metode kepemimpina yang sesuai dengan apa yang diinginkan sumber daya manusia sehingga mereka merasa nyaman menjadian bagian organisasi tersebut.
Penilaian kinerja sumber daya manusia merupakan tanggung jawab departemen sumber daya manusia dan para manajer. Para manajer menanggung tanggung jawab utama untuk mengevaluasi bawahannya dan departemen sumber daya manusia bertanggung jawab untuk mengembangkan bentuk penilaian kinerja yang efektif dan memastikan bahwa penilaian kinerja tersebut dilakukan oleh seluruh bagian perusahaan.
PENDAHULUAN
Banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja dari sebuah organisasi. Dalam upaya mencapai tujuan , sebuah organisasi memerlukan faktor-faktor yang digunakan sebagai landasan dalam menjalankan kegiatannya. Faktor yang memiliki pengaruh yang paling besar dalam kaitannya dengan kinerja organisasi adalah sumber daya manusia. Pengelolaan terhadap sumber daya manusia sangan diperlukan untuk pecapaian tujuan. Pengelolaan dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, bisa dengan pemberian motivasi, pemberian hak-hak karyawan dengan baik ,juga bisa dengan menggunakan metode kepemimpina yang sesuai dengan apa yang diinginkan sumber daya manusia sehingga mereka merasa nyaman menjadian bagian organisasi tersebut.
Jadi
pengelolaan sumber daya manusia , merupakan hal yang mutlak yang harus
dilakukan dalam sebuah organisasi.
BAB 10
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Sumber daya manusia atau biasa disingkat menjadi SDM potensi yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang adaptif dan transformatif yang mampu mengelola dirinya
sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di alam menuju tercapainya
kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan.
Dalam kaitannya
dengan adanya organisasi, sumber daya manusia dikeloloa dan dikembangkan dengan
adanya Manajemen Sumber Daya Manusia. Manajemen sumber daya
manusia sendiri, atau yang di singkat MSDM, adalah suatu ilmu atau cara bagaimana mengatur hubungan dan peranan sumber daya (tenaga kerja) yang dimiliki oleh individu secara efisien dan efektif serta dapat digunakan secara maksimal sehingga
tercapai tujuan (goal) bersama perusahaan, karyawan dan masyarakat menjadi
maksimal. MSDM didasari pada suatu konsep bahwa setiap karyawan adalah manusia - bukan mesin - dan bukan semata menjadi sumber daya bisnis.
Manajemen sumber daya
manusia juga menyangkut desain dan implementasi sistem perencanaan, penyusunan
karyawan, pengembangan karyawan, pengelolaan karier, evaluasi kinerja,
kompensasi karyawan dan hubungan ketenagakerjaan yang baik. Manajemen sumber
daya manusia melibatkan semua keputusan dan praktik manajemen yang memengaruhi
secara langsung sumber daya manusianya.
A. FUNGSI DAN PERANAN
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Manajemen Sumber Daya manusia. Departemen sumber daya
manusia bertanggung jawab terhadap aktivitas perusahaan yang bervariasi dengan
melaksanakan fungsi-fungsinya. Menurut Cherrington(1995: 11), fungsi-fungsi
sumber daya manusia terdiri dari:
Perencanaan
Melakukan persiapan dan seleksi tenaga kerja (Preparation
and selection). Dalam proses persiapan dilakukan perencanaan kebutuhan akan
sumber daya manusia dengan menentukan berbagai pekerjaan yang mungkin timbul.
Yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan perkiraan/forecast akan
pekerjaan yang lowong, jumlahnya, waktu, dan lain sebagainya. Ada dua faktor
yang perlu diperhatikan dalam melakukan persiapan, yaitu faktor internal
seperti jumlah kebutuhan karyawan baru, struktur organisasi, departemen yang
ada, dan lain-lain. Faktor eksternal seperti hukum ketenagakerjaan, kondisi
pasa tenaga kerja, dan lain sebagainya.
Rekrutmen & Seleksi
Menurut Cut Zurnali
(2010), sebuah organisasi atau perusahaan harus dapat mencari dan menarik calon
karyawan yang memiliki kemampuan bekerja dengan menggunakan teknologi informasi
dan komunikasi, yang biasa disebut sebagai pekerja pengetahuan (knowledge
worker). Mengutip pendapat Drucker (2002:135): Kontribusi manajemen yang paling
penting yang dibutuhkan pada abad ke-21 ini adalah meningkatkan produktivitas
kerja pengetahuan (knowledge work) sekaligus meningkatkan produktivitas pekerja
pengetahuan (knowledge worker).
- Rekrutmen tenaga kerja/Recruitment. Rekrutmen adalah suatu proses untuk mencari calon atau kandidat pegawai, karyawan, buruh, manajer, atau tenaga kerja baru untuk memenuhi kebutuhan sdm oraganisasi atau perusahaan. Dalam tahapan ini diperlukan analisis jabatan yang ada untuk membuat deskripsi pekerjaan/job description dan juga spesifikasi pekerjaan/job specification.
- Seleksi tenaga kerja/Selection. Seleksi tenaga kerja adalah suatu proses menemukan tenaga kerja yang tepat dari sekian banyak kandidat atau calon yang ada. Tahap awal yang perlu dilakukan setelah menerima berkas lamaran adalah melihat daftar riwayat hidup/cv/curriculum vittae milik pelamar. Kemudian dari cv pelamar dilakukan penyortiran antara pelamar yang akan dipanggil dengan yang gagal memenuhi standar suatu pekerjaan. Lalu berikutnya adalah memanggil kandidat terpilih untuk dilakukan ujian test tertulis, wawancara kerja/interview dan proses seleksi lainnya.
Pelatihan dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia
Departemen sumber daya manusia bertanggung jawab untuk
membantu para manajer menjadi pelatih dan penasehat yang baik bagi bawahannya,
menciptakan program
pelatihan dan pengembangan yang efektif baik bagi karyawan
baru (orientasi) maupun yang sudah ada (pengembangan keterampilan), terlibat
dalam program pelatihan dan pengembangan tersebut, memperkirakan kebutuhan
perusahaan akan program pelatihan dan pengembangan, serta mengevaluasi
efektifitas progam pelatihan dan pengembangan.
Promosi, Pemindahan dan
Pemisahan
1. Promosi adalah
sebuah jenis transfer yang meliputi penugasan kembali seorang pegawai pada
sebuah posisi yang kemungkinan besar diberikan pembayaran yang lebih tinggi dan
tanggung jawab, hak dan kesempatan yang lebih besar. Demosi, kadang-kadang
disebut transfer ke bawah, adalah sebuah jenis transfer meliputi pemotongan
pembayaran, hak dan kesempatan.
2. Pemisahan, disebut
juga pemberhentian, bahkan sering disebut downsizing, adalah perpindahan
sementara atau tidak definitif seorang pegawai dari daftar gaji. Umumnya adalah
untuk mengurangi kelebihan beban biaya tenaga kerja dan permasalahan keuangan
perusahaan semakin serius.
3. Terminasi adalah
tindakan manajemen berupa pemisahan pegawai dari organisasi karena melanggar
aturan organisasi atau karena tidak menunjukkan kinerja yang cukup.
4. Pemberhentian
sukarela adalah pemisahan pegawai dari organisasi atas inisiatif organisasi
atau kemauan pegawai sendiri.
5. Pengunduran diri
adalah pemisahan pegawai yang telah menyelesaikan masa kerja maksimalnya dari
organisasi atau umumnya di kenal dengan istilah pensiun
Penilaian Kinerja Sumber Daya Manusia
Penilaian kinerja sumber daya manusia merupakan tanggung jawab departemen sumber daya manusia dan para manajer. Para manajer menanggung tanggung jawab utama untuk mengevaluasi bawahannya dan departemen sumber daya manusia bertanggung jawab untuk mengembangkan bentuk penilaian kinerja yang efektif dan memastikan bahwa penilaian kinerja tersebut dilakukan oleh seluruh bagian perusahaan.
Pemberian Kompensasi
Dalam hal kompensasi/reward dibutuhkan suatu
koordinasi yang baik antara departemen sumber daya manusia dengan para manajer.
Para manajer bertanggung jawab dalam hal kenaikan gaji, sedangkan departemen
sumber daya manusia bertanggung jawab untuk mengembangkan struktur gaji yang
baik dan memberikan motivasi.
Employee Relations
Dalam perusahaan yang
memiliki serikat pekeja, departemen sumber daya manusia berperan aktif dalam
melakukan negosiasi dan mengurus masalah persetujuan dengan pihak serikat
pekerja. Tanggung jawab utama departernen sumber daya manusia adalah untuk
menghindari praktek-praktek yang tidak sehat (misalnya : mogok kerja,
demonstrasi). Dalam perusahaan yang tidak memiliki serikat kerja, departemen
sumber daya manusia dibutuhkan untuk terlibat dalam hubungan karyawan. Secara
umum, para karyawan tidak bergabung dengan serikat kerja jika gaji mereka cukup
memadai dan mereka percaya bahwa pihak perusahaan bertanggung jawab terhadap
kebutuhan mereka. Departemen sumber daya manusia dalam hal ini perlu memastikan
apakah para karyawan diperlakukan secara baik dan apakah ada cara yang baik dan
jelas untuk mengatasi keluhan.
Safety and Health
Setiap perusahaan wajib
untuk memiliki dan melaksanakan program keselamatan untuk mengurangi kejadian
yang tidak diinginkan dan menciptakan kondisi yang sehat. Departemen sumber
daya manusia mempunyai tanggung jawab utama untuk mengadakan pelatihan tentang
keselamatan kerja, mengidentifikasi dan memperbaiki kondisi yang membahayakan
tenaga kerja, dan melaporkan adanya kecelakaan kerja.
Personnel Research
Dalam usahanya untuk meningkatkan efektifitas perusahan, departemen sumber
daya manusia melakukan analisis terhadap masalah individu dan perusahaan serta
membuat perubahan yang sesuai. Masalah yang sering diperhatikan oleh departemen
sumber daya manusia adalah penyebab terjadinya ketidakhadiran dan keterlambatan
karyawan, bagaimana prosedur penarikan dan seleksi yang baik, dan penyebab
ketidakpuasan tenaga kerja.
B. MENGELOLA KEANEKARAGAMAN
DI TEMPAT KERJA
Kecerdasan
terhadap keragaman akan mempengaruhi kualitas diri. Keragaman di tempat kerja
harus diarahkan untuk memberikan kontribusi kekayaan kepada stakeholders, serta
meningkatkan kualitas kesadaran setiap pihak untuk menghindari konflik dan
membangun keharmonisan yang solid.
Setiap orang
di dalam perusahaan harus merasa bangga dengan keragaman, harus merasa
keragaman sebagai perbedaan yang saling melengkapi untuk prestasi dan kinerja
yang luar biasa. Termasuk, para pemimpin harus cerdas mengelola keragaman untuk
memaksimalkan kemampuan semua karyawan, agar bisa berkontribusi pada tujuan
akhir organisasi.
BAB 11
FUNGSI PENGARAHAN
FUNGSI PENGARAHAN
Fungsi pengarahan dalam organisasi
yaitu kegiatan untuk menggerakkan atau mengarakan orang lain supaya bisa dan
dapat bekerja dengan baik dalam upaya mencapai tujuan yang di inginkan dalam
suatu organisasi. Pengarahan berarti bahwa para manager mengarahkan, memimpin
dan mempengaruhi bawahan. Pengarahan merupakan fungsi manajemen yang
menstimulir tindakan-tindakan agar betul-betul dilaksanakan. Oleh karena
tindakan-tindakan itu dilakukan oleh orang maka pengarahan meliputi pemberian
perintah-perintah dan motivasi pada personalia yang melaksanakan
perintah-perintah tersebut.
Menurut Kadarman (1996) kepemimpinan
dapat diartikan sebagai seni atau proses untuk mempengaruhi dan mengarahkan
orang lain agar mereka mau berusaha untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai
oleh kelompok.
Dari definisi tersebut dapat
disimpulkan bahwa seorang pemimpin bertugas untuk memotivasi, mendorong dan
memberi keyakinan kepada orang yang dipimpinnya dalam suatu kelompok, baik itu
individu atau sebuah komunitas hingga skala negara, untuk mencapai tujuan
sesuai dengan kapasitas kemampuan yang dimiliki.
Tujuan fungsi pengarahan diantaranya adalah:
1. Menciptakan kerja sama yang lebih efisien
2. Mengembangkan kemampuan dan ketrampilan staf
3. Menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan
4. Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang meningkatkan motivasi
dan
prestasi
kerja staf
5. Membuat organisasi berkembang secara dinamis
Di dalam manajemen, pengarahan ini
bersifat sangat kompleks karena disamping menyangkut manusia juga menyangkut
berbagai tingkah laku dari manusia-manusia itu sendiri.
A. PROSES PENERAPAN FUNGSI PENGARAHAN
Pada umumnya pimpinan menginginkan
pengarahan kepada bawahan dengan maksud agar mereka bersedia untuk bekerja
sebaik mungkin, dan diharapkan tidak menyimpang dari prinsip-prinsip di atas.
Cara-cara pengarahan yang dilakukan dapat berupa :
1. Orientasi
Merupakan cara pengarahan dengan
memberikan informasi yang perlu supaya kegiatan dapat dilakukan dengan baik.
2. Perintah
Merupakan permintaan dri pimpinan
kepada orang yang berada di bawahnya untuk melakukan atau mengulangi suatu
kegiatan tertentu pada keadaan tertentu.
3. Delegasi
wewenang
Dalam pendelegasian wewenang ini
pimpinan melimpahkan sebagian dari wewenang yang dimilikinya kepada bawahannya.
B. HUBUNGAN PERILAKU INDIVIDU DENGAN ORGANISASI
Manusia
adalah salah satu dimensi penting dalam organisasi. Kinerja organisasi sangat
tergantung pada kinerja individu yang ada di dalamnya. Seluruh pekerjaan dalam
perusahaan itu, para karyawanlah yang menentukan keberhasilannya. Sehingga
berbagai upaya meningkatkan produktivitas perusahaan harus dimulai dari
perbaikan produktivitas karyawan. Oleh karena itu, pemahaman tentang perilaku
individu menjadi sangat penting dalam rangka meningkatkan kinerjanya.
Karyawan sebagai individu ketika
memasuki perusahaan akan membawa kemampuan, kepercayaan pribadi,
pengharapan-pengharapan, kebutuhan dan pengalaman masa lalunya sebagai
karakteristik individualnya.
Selanjutnya kepribadian ini
menurut Thoha (1983), akan berinteraksi dengan tatanan organisasi seperti:
peraturan dan hirarki, tugas-tugas, wewenang dan tanggung jawab, sistem
kompensasi dan sistem pengendalian. Hasil interaksi tersebut akan membentuk perilaku-perilaku
tertentu individu dalam organisasi.
Perilaku Organisasi
Pada tingkat individu, jika
pegawai merasa bahwa organisasi memenuhi kebutuhan dan karakteristik
individualnya, ia akan cenderung berperilaku positif. Tetapi sebaliknya, jika
pegawai tidak merasa diperlakukan dengan adil, maka mereka cenderung untuk
tidak tertarik melakukan hal yang terbaik (Cowling dan James, 1996) Untuk itu,
ketika seseorang mempunyai ketertarikan yang tinggi dengan pekerjaan, seseorang
akan menunjukkan perilaku terbaiknya dalam bekerja (Duran-Arenas et.al, 1998).
Di lain pihak, organisasi
berharap dapat memenuhi standar-standar sekarang yang sudah ditetapkan serta
dapat meningkat sepanjang waktu. Masalahnya adalah cara menyelaraskan
sasaran-sasaran individu dan kelompok dengan sasaran organisasi; dan jika
memungkinkan, sasaran organisasi menjadi sasaran individu dan kelompok. Untuk
itu diperlukan pemahaman bagaimana orang-orang dalam organisasi itu bekerja
serta kondisi-kondisi yang memungkinkan mereka dapat memberikan kontribusinya
yang tinggi terhadap organisasi.
C. PERILAKU INDIVIDU DALAM
BERORGANISASI
Perilaku Individu dalam
berorganisasi dapat tercermin antara lain :
Produktifitas kerja, mencerminkan dari
tingkat efisiensi dan efektivitas kerja secara total yang dipengaruhi dengan
situasi dan kondisi organisasinya.
Kepuasan kerja, Kepuasan kerja berarti perasaan mendukung atau tidak mendukung yang
dialami pegawai dalam bekerja
Tingkat absensi , mencerminkan tingkat kehadiranya dalam bekerja
Tingkat turnover, pada dasarnya adalah sama dengan keinginan berpindah karyawan dari
satu tempat kerja ke tempat kerja lainnya
BAB 12
MOTIVASI DAN KEPEMIMPINAN
MOTIVASI DAN KEPEMIMPINAN
A. MOTIVASI
Setiap perusahaan memiliki manajemen yang memegang berbagai peranan
penting yang menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan untuk diwujudkan bersama. Ada banyak peran yang harus dimainkan /
diperankan para manajer secara seimbang sehingga diperlukan orang-orang yang tepat
untuk menjalankan peran-peran tersebut. Salah satunya adalah peranan manajer
dalah hal pemberian motivasi bagi tenaga kerja.
Untuk lebih jelas mengenai pembahasan tenteng motivasi, kita harus
mengetahui pengertian motivasi menurut beberapa para ahli manajemen sumber daya
manusia diantaranya:
T. Hani Handoko (
2003:252), mengemukakan bahwa motivasi adalah :
“Keadaan pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk
melakukan kegiatan tertentu guna mencapai tujuan”.
Menurut A. Anwar Prabu
Mangkunegara (2002:95), mengatakan mengenai motivasi adalah :
“kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan dan memelihara prilaku
yang berubungan dengan lingkungan kerja”.
Pendapat lain menurut
Chung dan Megginson yang dikutip oleh Faustino Cardoso Gomes (2002:177),
menerangkan bahwa motivasi adalah :
“Tingkat usaha yang dilakukan oleh seseorang yang mengejar suatu tujuan dan
berkaitan dengan kepuasan kerja dan perfoman pekerjaan”.
Dari pengertian-pengertian motivasi diatas maka dapat disimpulkan bahwa motivasi
merupakan suatu keadaan atau kondisi yang mendorong, merangsang atau
menggerakan seseorang untuk melakukan sesuatu atau kegiatan yang dilakukannya
sehingga ia dapat mencapai tujuannya.
Menurut Peterson & Plowman yang dikutip oleh Drs. H. Malayu S.P Hasibuan
(2003:142) mengatakan bahwa orang mau bekerja karena hal-hal sebagai berikut :
B. PENDEKATAN TERHADAP MOTIVASI
Dikelompokan dalam 3 pendekatan
:
1. Pendekatan
Tradisonal.
Fredirik Winslow Tailor,
pendekatan tradisional bahwa motivasi para pekerja hanya dipandang dari sudut
pemenuhan kebutuhan fisik/biologis saja (melalui insentif/gaji/upah dalam
bentuk uang atau barang sebagai penghargaan).
2. Pendekatan Hubungan
Manusia.
Elton
Mayo, pendekatan hubungan manusia bahwa motivasi para pekerja tidak
hanya membutuhkan uang, tetapi membutuhkan interaksi dengan orang lain.
Model ini
mengemukakan bahwa untuk memotivasi bawahan supaya gairah kerjanya meningkat
ialah dengan mengakui kebutuhan sosial mereka dan membuat mereka merasa berguna
dan penting. Sebagai akibatnya, karyawan mendapatkan beberapa kebebasan membuat
keputusan dan kreativitas dalam pekerjaannya. Dengan memperhatikan kebutuhan
materiil dan non materiil karyawan, motivasi kerjanya akan meningkat pula. Jadi
motivasi karyawan adalah untuk mendapatkan materiil dan non materiil (jamak).
3.
Pendekatan Sumber Daya Manusia (SDM)
Douglas
McGregor, pendekatan SDM bahwa motivasi tumbuh seperti dikemukan dalam teori
Y, adalah sebagai berikut :
•
Pekerja cenderung memperoleh kepuasan dari prestasi yang
baik.
•
Pekerja berprestasi bukan karena insentif dan pengekuan sosial.
•
Adanya kesadaran pekerja untuk meraih prestasi kerja itu sendiri.
C. TEORI MOTIVASI YANG DIKEMUKAKAN PARA
AHLI
Banyak teori motivasi yang dikemukakan oleh para ahli yang
dimaksudkan untuk memberikan uraian yang menuju pada apa sebenarnya manusia dan
manusia akan dapat menjadi seperti apa. Landy dan Becker membuat pengelompokan
pendekatan teori motivasi ini menjadi 5 kategori yaitu teori kebutuhan,teori
penguatan,teori keadilan,teori harapan,teori penetapan sasaran.
Abraham Maslow (1943;1970) mengemukakan bahwa pada dasarnya semua
manusia memiliki kebutuhan pokok. Ia menunjukkannya dalam 5 tingkatan yang
berbentuk piramid, orang memulai dorongan dari tingkatan terbawah. Lima tingkat
kebutuhan itu dikenal dengan sebutan Hirarki Kebutuhan Maslow.
Hierarki Kebutuhan Maslow terdiri dari :
•
Kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya)
•
Kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindung, jauh dari bahaya)
• Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi dengan
orang lain, diterima, memiliki)
• Kebutuhan akan penghargaan (berprestasi, berkompetensi, dan
mendapatkan dukungan serta pengakuan)
• Kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan kognitif: mengetahui,
memahami, dan menjelajahi; kebutuhan estetik: keserasian, keteraturan, dan
keindahan; kebutuhan aktualisasi diri: mendapatkan kepuasan diri dan menyadari
potensinya).
Menurut Herzberg (1966), ada dua jenis faktor yang mendorong
seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari
ketidakpuasan. Dua faktor itu disebutnya faktorhigiene (faktor ekstrinsik) dan
faktor motivator (faktor intrinsik). Faktor higiene memotivasi seseorang untuk
keluar dari ketidakpuasan, termasuk didalamnya adalah hubungan antar manusia,
imbalan, kondisi lingkungan, dan sebagainya (faktor ekstrinsik), sedangkan
faktor motivator memotivasi seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan, yang
termasuk didalamnya adalah achievement, pengakuan, kemajuan tingkat kehidupan,
dsb (faktor intrinsik).
Mengemukakan dua pandangan manusia yaitu teori X (negative) dan
teori y (positif), Menurut teori x empat pengandaian yag dipegang manajer :
Kontras dengan pandangan negative ini mengenai kodrat manusia ada
empat teori Y :
- karyawan dapat memandang kerjasama dengan sewajarnya seperti istirahat dan bermain.
- Orang akan menjalankan pengarahan diri dan pengawasan diri jika mereka komit pada sasaran.
- Rata rata orang akan menerima tanggung jawab.
- Kemampuan untuk mengambil keputusan inovatif.
Menurut
Vroom, tinggi rendahnya motivasi seseorang ditentukan oleh tiga komponen,
yaitu:
•
Ekspektasi (harapan) keberhasilan pada suatu tugas
•
Instrumentalis, yaitu penilaian tentang apa yang akan terjadi jika berhasil
dalam melakukan suatu tugas (keberhasilan tugas untuk mendapatkan outcome
tertentu).
•
Valensi, yaitu respon terhadap outcome seperti perasaan posistif, netral, atau
negatif.
Dikemukakan oleh Mc Clelland (1961), menyatakan bahwa ada tiga hal
penting yang menjadi kebutuhan manusia, yaitu:
•
Need for achievement (kebutuhan akan prestasi)
• Need for afiliation (kebutuhan akan hubungan sosial/hampir sama
dengan soscialneed-nya Maslow)
•
Need for Power (dorongan untuk mengatur)
Clayton Alderfer
mengetengahkan teori motivasi ERG yang didasarkan pada kebutuhan manusia akan
keberadaan (exsistence), hubungan (relatedness), dan pertumbuhan (growth).
Teori ini sedikit berbeda dengan teori maslow. Disini Alfeder mngemukakan bahwa
jika kebutuhan yang lebih tinggi tidak atau belum dapat dipenuhi maka manusia
akan kembali pada gerakk yang fleksibel dari pemenuhan kebutuhan dari waktu
kewaktu dan dari situasi ke situasi.
KEPEMIMPINAN
Pengertian
Kepemimpinan
Dalam suatu organisasi kepemimpinan merupakan faktor yang sangat
penting dalam menentukan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh
organisasi. Kepemimpinan merupakan titik sentral dan penentu kebijakan dari
kegiatan yang akan dilaksanakan dalam organisasi. Kepemimpinan adalah
sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan sifat-sifat kepribadian, termasuk
didalamnya kewibawaan untuk dijadikan sebagai sarana dalam rangka meyakinkan
yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat melaksanakan tugas-tugas yang
dibebankan kepadanya dengan rela, penuh semangat, ada kegembiraan batin, serta
merasa tidak terpaksa.
Pendekatan Mengenai Kepemimpinan
Pendekatan
Mengenai Kepemimpinan ada 3 :
1.
Pendekatan Personal
2.
Pendekatan Perilaku
Fokus dari Pendekatan Perilaku :
1. Fungsi-fungsi Kepemimpinan (leadership functions):
1. Fungsi-fungsi Kepemimpinan (leadership functions):
- fungsi yang terkait dengan tugas atau pekerjaan (task-related functions)
- fungsi yang terkait dengan hubungan sosial atau pemeliharaan kelompok(group-maintanance functions)
2. Gaya Kepemimpinan (leadership
styles):
- Kepemimpinan yang berorientasi pada pekerjaan (task-oriented or job-style)
- Kepemimpinan yang berorientasi pada pegawai atau orang-orang (employee-oriented style)
3. Pendekatan Perilaku gaya kepemimpinan
Teori
Dua-Dimensi: Kedua dimensi yang diukur : struktur dan
pertimbangan. Struktur memberikan gambaran orientasi seseorang terhadap tujuan
tugas dan tujuan penugasan. Pertimbangan orientasi : lebih kepada hubungan
antar manusia (Blake & Mouton).
Teori Tiga-Dimensi: William J. Reddin : kepemimpinan tidak bisa dilihat dari dua dimensi, orientasi terhadap hubungan dan tugas saja, namun segi efektivitas memainkan peran penting dalam gaya memimpin.
Teori Tiga-Dimensi: William J. Reddin : kepemimpinan tidak bisa dilihat dari dua dimensi, orientasi terhadap hubungan dan tugas saja, namun segi efektivitas memainkan peran penting dalam gaya memimpin.
4. Pendekatan kontinjensi
Suatu teori
kemungkinan yang memusatkan perhatian pada kesiapan para pengikut
MODEL-MODEL KEPEMIMPINAN MASA KINI
(SEKARANG)
Model Kepemimpinan Transaksional
Kepemimpinan
transaksional adalah hubungan antara pemimpin dan bawahan serta ditetapkan
dengan jelas peran dan tugas-tugasnya.
Kepemimpinan
transaksional aktif menekankan pemberian penghargaan kepada bawahan untuk
mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh karena itu secara pro aktif seorang
pemimpin memerlukan informasi untuk menentukan apa yang saat ini dibutuhkan
bawahannya.
Berdasarkan
dari uraian tersebut diatas, maka dapat dikatakan bahwa prinsip utama dari
kepemimpinan transaksional adalah mengaitkan kebutuhan individu pada apa yang
diinginkan pemimpin untuk dicapai dengan apa penghargaan yang diinginkan oleh
bawahannya memungkinkan adanya peningkatan motivasi bawahan. Steers (1996).
Model Kepemimpinan Transformasional
Teori ini
mengacu pada kemampuan seorang pemimpin untuk memberikan pertimbangan dan
rangsangan intelektual yang individukan dan yang memiliki charisma. Dengan kata
lain pemimpin transformasional adalah pemimpin yang mampu memperhatikan
keprihatinan dan kebutuhan pengembangan diri pengikut untuk mengeluarkan upaya
ekstra untuk mencapai tujuan kelompok.
Pemimpin
transaksional pada hakekatnya menekankan bahwa seorang pemimpin perlu
menentukan apa yang perlu dilakukan para bawahannya untuk mencapai tujuan
organisasi. Disamping itu pemimpin transaksional cenderung memfokuskan diri
pada penyelesaian tugas-tugas organisasi.
Yamarino dan
Bass (1990), pemimpin trasformasional harus mampu membujuk para bawahannya
melakukan tugas-tugas mereka melebihi kepentingan mereka sendiri demi
kepentingan organisasi yang lebih besar.
Bass dan
Avolio (1994), mengemukakan bahwa kepemimpinan transformasional mempunyai empat
dimensi yang disebutnya sebagai “The Four I’s”:
a. Perilaku
pemimpin yang membuat para pengikutnya mengagumi, menghormati sekaligus
mempercayai (Pengaruh ideal).
b. Pemimpin
transformasional digambarkan sebagai pemimpin yang mampu mengartikulasikan
pengharapan yang jelas terhadap prestasi bawahan (Motivasi-inspirasi)
c. Pemimpin
transformasional harus mampu menumbuhkan ide-ide baru, memberikan solusi yang
kreatif terhadap permasalahan-permasalahan yang dihadapi bawahan (stimulasi
intelektual).
d. Pemimpin
transformasional digambarkan sebagai seorang pemimpin yang mau mendengarkan
dengan penuh perhatian masukan-masukan bawahan dan secara khusus mau
memperhatikan kebutuhan-kebutuhan bawahan akan pengembangan karir (konsederasi
individu).
Banyak
peneliti dan praktisi managemen yang sepakat bahwa model kepemimpinan
transformasional merupakan konsep kepemimpinan yang terbaik dalam menguraikan
karakteristik pemimpin (Sarros dan Butchatsky 1996).
Hasil survey
Parry (2000) yang dilakukan di New Zealand, menunjukkan tidak ada pertentangan dengan
penemuan-penemuan sebelumnya tentang efektifitas kepemimpinan transformasional.
Disamping itu Parry juga berpendapat bahwa kepemimpinan transformasional dapat
dilatihkan, pendapat ini didasarkan pada temuan-temuannya yaitu keberhasilan
pelatihan kepemimpinan transformasional yang dilakukan di New Zealand sebagai
berikut:
a. Berhasil
meningkatkan kemampuan pelaksanaan kepemimpinan transformasional lebih dari 11%
(dilihat dari peningkatan hasil usahanya) setelah dua hingga tiga bulan
dilatih.
b. Berhasil
meningkatkan kegiatan kerja bawahan sebesar 11% setelah dua hingga tiga bulan
dilatih.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan
diatas, kita dapat menyimpulkan bahwa pentingnya mengelola beberapa faktor yang
memiliki kaitan yang erat dengan tercapainya tujuan organisasi. Dalam hal ini
yang paling penting adalah pengelolaan sumber daya manusia, karena sukses
tidaknya suatu organisasi tergantung dari sumber daya manusianya. Jadi kita
harus mengelola sebaik mungkin sumber daya yang merupakan asset paling berharga
yang digunakan dalam pencapaian tujuan.
B.SARAN
Perlu adanya
pengelolaan yang baik dari setiap organisasi yang menyangkut Sumber Daya
Manusi. Dalam hal ini menyangkut pemenuhan hak-hak yang dimiliki oleh para
pekerja sebagai upaya pemenuhan kebutuhan hidupnya.
DAFTAR PUSTAKA
id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_sumber_daya_manusia
organisasi.org
jurnal-sdm.blogspot.com
staffsite.gunadarma.ac.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
mohon komentarnya untuk mengembangkan blog ini. terima kasih