3. Sejarah
Timbulnya Madzhab Aqidah
Madzhab (مذهب) dari sudut bahasa berarti “jalan” atau “the way of”. Dalam Islam, istilah madzhab secara umumnya digunakan untuk dua tujuan: dari sudut akidah dan dari sudut fiqh. Mazhab akidah ialah apa yang bersangkut-paut dengan soal keimanan, tauhid, qadar dan qada’, hal ghaib, kerasulan dan sebagainya. Antara contoh mazhab-mazhab akidah Islam ialah Mazhab Syi‘ah, Mazhab Khawarij, Mazhab Mu’tazilah dan Mazhab Ahl al-Sunnah wa al-Jama‘ah. Setiap daripada kumpulan mazhab akidah ini mempunyai mazhab-mazhab fiqhnya yang tersendiri. Mazhab fiqh ialah apa yang berkaitan dengan soal hukum-hakam, halal-haram dan sebagainya. Contoh Mazhab fiqh bagi Ahl al-Sunnah wa al-Jama‘ah ialah Mazhab Hanafi, Mazhab Maliki, Mazhab al-Syafi‘e dan Mazhab Hanbali.
Metodologi (manhaj) dalam memahami aqidah adalah dua: metodologi ahli kalam (manhaj yang parsial, juz’i) dan ahli sunni (manhaj yang shahih syamil).
Madzhab (مذهب) dari sudut bahasa berarti “jalan” atau “the way of”. Dalam Islam, istilah madzhab secara umumnya digunakan untuk dua tujuan: dari sudut akidah dan dari sudut fiqh. Mazhab akidah ialah apa yang bersangkut-paut dengan soal keimanan, tauhid, qadar dan qada’, hal ghaib, kerasulan dan sebagainya. Antara contoh mazhab-mazhab akidah Islam ialah Mazhab Syi‘ah, Mazhab Khawarij, Mazhab Mu’tazilah dan Mazhab Ahl al-Sunnah wa al-Jama‘ah. Setiap daripada kumpulan mazhab akidah ini mempunyai mazhab-mazhab fiqhnya yang tersendiri. Mazhab fiqh ialah apa yang berkaitan dengan soal hukum-hakam, halal-haram dan sebagainya. Contoh Mazhab fiqh bagi Ahl al-Sunnah wa al-Jama‘ah ialah Mazhab Hanafi, Mazhab Maliki, Mazhab al-Syafi‘e dan Mazhab Hanbali.
Metodologi (manhaj) dalam memahami aqidah adalah dua: metodologi ahli kalam (manhaj yang parsial, juz’i) dan ahli sunni (manhaj yang shahih syamil).
Kaum Mu'tazilah disebut juz’i dalam menggunakan akal, sebab kalau rnereka tepat dalam menggunakan akal tidak ada kontradiksi antara akal dengan nash apalagi sifat mereka yang lebih mengutamakan akal atas nash. Kaum Syi'ah dianggap juz'i dalarn syu'ur sebab mengangkat emosi ummat untuk mencintai sebagian ahlil bait yang menurut rnereka dizholimi, padahal Islam sendiri menganjurkan untuk mencintai ahlil bait secara keseluruhannya, termasuk Aisyah dan Hafsah yang justru didzolimi oleh kaum Syi'ah bahkan dianggap kafir. Sedangkan Khawarij memiliki sikap‑sikap yang juz'i dan menyimpang dari Islam.
Orang-orang ahli kalam (Mu’tazilah atau Neo-Mu’tazilah) menuduh ahli sunni tidak mempunyai akar sejarah yang jelas (ahistoris), sedangkan ahli kalam memiliki sejarah yang jelas. Mereka memulai sejarah dari Daulah Abbasiyah. Daulah Abbasiyah membagi Islam menjadi tiga: aqidah, syariah, dan kebudayaan. Mereka mengatakan bahwa pada jaman inilah kebudayaan Islam berkembang.
Mereka menganggap ahlus-sunnah itu baru muncul pada masa Abul Hasan al-‘Asy’ari dan ini didahului oleh Imam-imam madzhab (fiqh). Mayoritas kaum Muslimin juga berpandangan seperti itu. Kalau begitu, para Imam madzhab itu aqidahnya bagaimana? Padahal aqidah ahlus-sunnah itulah yang selamat (firqoh najiyyah).
Yang benar adalah bahwa ahlus-sunnah itu memiliki akar yang kokoh, yaitu para sahabat. Dalam tafsir Ibnu Katsir, Ibnu Abbas menafsirkan surat 3:106 “pada hari yang di waktu itu ada muka yang menjadi putih berseri, dan ada pula muka yang menjadi hitam muram”: muka yang putih berseri adalah ahlus-sunnah wal-jama’ah, sedangkan yang hitam muram adalah ahli bid’ah dan perpecahan. Jadi istilah ahlus-sunnah wal-jama’ah sudah muncul sejak jaman sahabat. Para sahabat mengatakan seperti itu karena pada masa Abbasiyah, Mu’tazilah menguasai pemerintahan (menjadi pejabat-pejabat teras). Mu’tazilah sendiri sudah muncul sejak jaman Umayyah. Tokoh-tokoh Mu’tazilah: Ja’ad bin Dirham dan Ma’bad al-Juhni. Pengaruh tokoh ini sangat kuat di pemerintahan Umayyah sampai raja Bani Umayyah yang terakhir disebut Marwan bin Muhammad al-Ja’di.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
mohon komentarnya untuk mengembangkan blog ini. terima kasih